Sabtu, 11 Januari 2014

Buruh Pekerja Dan Karyawan



       Buruh, pekerja dan karyawan atau rekan kerja maknanya hamper sama dan mirip saja. Tetapi dimana kita akan menempatkan diri, konotasi yang melekat pada predikat tersebut dapat kita rasakan. Arti satu kata dengaan kata lain tidak perlu dipertentangkan. Apakah kita lebih mengedepankan hak dari kewajiban atau seberapa kita dapat, sebegitu saja kita kerja. Bias jadi seimbang antara hak dan kewajiban. Mungkin kita bekerja dua kali lipat dari pada gaji atau pendapatan kita. Kalau kita sebagai enenterpreneur atau usahawan mandiri tentu kita bekerja mati-matian dengan hasil yang belum kita ketahui, walaupun sudah kita perhitungkan resiko kegagalan yang kecil.

       Pada kasus nomor tiga tersebut, dengan bekerja seolah-olah kita digaji 2 x lipat, ya sebenarnya kapan saja gaji kita akan dinaikkan kalau pimpinan kita melihat ada peluang keuntungan dan kemajuan usaha semakin maju. perusahaan yang baik akan dan harus mensejahterakan rakyatnya. Perusahaan / instansi yang maju, karyawannya sejahtera. Disiplin, loyalitas dan integritas karyawannya tidak boleh diragukan. Jika dilatih, tidak cocok pada posisinya, mungkin perlu digeser ke posisi yang tepat atau kalau tidak ada posisi yang tepat mungkin diluar perusahaan atau instansi itu, tetapi tetap dibantu peluangnya.

       Beberapa kasus nyaris kecelakaan, pertimbangan komite keselamatan kerja memutuskan jika diteruskan pada posisi tersebut bias jadi ada kecelakaan yang merenggut nyawa tidak saja dirinya tetapi dengan beberapa rekan kerjanya. Bisa jadi atasannya kasihan, akhirnya kenyataan berikutnya terjadi kecelakaan fatal. Jika terjadi kecelakaan biasa, komite keselamatan kerja menyarankan karyawan agar diberhentikan, mungkin dia bisa sukses di posisi usahawan mandiri.

       Pada pertemuan IHPA 33 th Annual Convention di San Diego, 1989 John Lynn mengatakan bahwa hasil penelitian di USA, dari kapasitas kemampuan dan waktu seorang karyawan jika menyumbangkan20-30 % dia tidak kehilangan jabatannya. Bagaimana karyawan bisa menyumbangkan lebih dari itu bahkan sampai 95 %, adalah peranan atasannya. Yang perlu diperhatikan adalah kebanggaan diri atau Personal Pride, semangat yang tetap tinggi atau enthusism until to-day, perbedaan diri pribadi dalam pekerjaan, apakkah cocok? , berpikiran dan bertindak positif, how many to give, not to get, percaya diri atau self confidence. Maju diri anda pribadi, tanyakan apa yang anda pikirkan. Tumbuhkan ekspansi banyak macam, waspadai persaingan atau kompetisi, mengedapankan kepercayaan dan kejujuran, selalu pandai mendengarkan dan memperhatikan, yakin dan percayalah, nikmati perjalanan hidup ini, kejar dan raihlah/capailah - go and get them. Lain lagi budaya kita dan jepang, kita mengenal 4 sehat lima sempurna, di Jepang 4 baik 5 malas. Oleh sebab itu para pekerja di Jepang terkenal work-alcoholic. Pulang kerja tidak langsung kerumah, tetapi minum kopi di kedai kopi. Mereka percaya kalau tidur 4 jam bisa menimbulkan kreatifitas yang tinggi, kalau tidur 5 jam atau lebih bikin malas kerja dan malas berfikir. Itu boleh-boleh saja asal tidak menyetir mobil, bisa kecelakaan nantinya. Bagi yang bekerja di kantor dan sering mendapatkan system baru dan menemukan ciptaan baru mungkin dibenarkan. Asal hati-hati jangan stress berlebihan bisa depresi. Budaya kerja kita meski kita tentukan sendiri, timbang rasa dan empati perlu menjadi penentu tindakan dan dasar untuk apa kita bekerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar