Kamis, 15 Januari 2015

B. Tahapan Proses Produksi



Produksi dimaksudkan sebagai aktivitas mengubah sesuatu produk (bahan), menjadi produk lain yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Aktivitas mengubah bahan, berarti suatu proses kerja yang membutuhkan pengorbanan ekonomis guna memperoleh nilai ekonomis yang dipandang lebih tinggi. Proses produksi pada umumnya melalui beberapa tahapan. Hal ini dilakukan dengan maksud mengadakan spesialisasi pengerjaan produk yang dihasilkan. Spesialisasi tersebut mengakibatkan adanya departemenisasi proses produksi. Sebagai contoh, untuk membuat sebuah meja tulis, sejak pembuatan design, proses penggergajian kayu, perangkaian komponen meja tulis, sampai dengan penyelesaian meja tulis tersebut dapat dikerjakan oleh satu orang saja. 

Cara produksi semacam itu menjadi tidak ekonomis, karena hasil kerja yang diperoleh sedikit. Oleh karenanya untuk meningkatkan kuantitas meja tulis yang dihasilkan, pekerjaan dibagi menjadi beberapadepartemen sesuai dengan pentahapan pembuatan meja tulis tersebut. Sebagai akibatnya pengerjakan sebuah meja tulis tidak mungkin dikerjakan oleh satu orang saja. Spesialisasi penanganan tugas semacam ini akan menjadi lebih ekonomis apabila produk yang dihasilkan dalam jumlah yang cukup banyak. Meskipun antara meja tulis yang satu dengan yang lain terdapat variasi bentuk, proses produksi akan tetap lebih dinamis. Setiap tahapan proses produksi tersebut pada dasarnya tidak dapat berdiri sendirisendiri. Kesemuanya harus merupakan satu rangkaian yang terkoordinasikan. Dengan adanya koordinasi terse but alur produk dari departemen yang satu ke departemen lainnya harus sama. Hal ini agar tidak terjadi penyumbatan dalam salah satu tahapan proses produksi tersebut.

Setiap tahapan proses produksi tersebut harus dibantu oleh departemen lain yang membantu berfungsinya suatu departemen. Departemen semacam ini disebut departemen pembantu. Departemen pembantu adalah departemen yang memberikan layanan pada departemen produksi sesuai dengan fungsinya. Departemen pembantu biasanya berupa departemen listrik, departemen pemeliharaan peralatan, departemen air dan sanitasi, dan lain-lain. Biaya-biaya yang terjadi pada departemen pembantu pada dasarnya juga ikut memberi kontribusi pembuatan suatu produk. Oleh karenanya biaya-biaya yang terjadi di departemen pembantupun juga harus ikut dibebankan dalarn penentuan kos produk. Peranan departemen pembantu dalam menghasilkan suatu produk harus diakui.
Namun demikian pembebanan biaya yang terjadi pada departemen pembantu ke produk yang dihasilkan tidak dapat dilakukan secara langsung ke produk. Terlebih dahulu harus dilakukan alokasi biaya ke departemen produksi yang menikmati jasa yang diserahkan oleh departemen pembantu tersebut. Pembebanan biaya dari departemen pembantu langsung ke produk akan mengakibatkan kos produk terlalu tinggi dan sebaliknya kos produk yang masih dalam proses menjadi lebih rendah (understated).
Proses produksi suatu barang selalu menggunakan cara-cara tertentu agar tujuan ekonomis perusahaan dapat dicapai. Cara produksi yang digunakan tergantung oleh:

a. Sifat-sifat produk yang dihasilkan.
Apabila produk yang dihasilkan memerlukan penanganan khusus sehingga masingmasing produk mempunyai spesifikasi tertentu, maka produk terse but diproses secara khusus pula. Produk semacam ini diolah dengan metode job, artinya setiap job harus memperhatikan spesifikasi yang diminta oleh langganan (konsumen). Produk yang diolah dengan metode proses menunjukkan bahwa barang yang dihasilkan tidak memerlukan spesifikasi tertentu sehingga produk bersifat homogen. Dalam artian homogen ini, antara produk yang satu dengan yang lainnya tidak terdapat perbedaan yang berarti. Jadi, produk yang dihasilkan bersifat standard, bahkan hal ini menunjukkan semua produk yang dihasilkan membutuhkan kesamaan bentuk, ukuran, warna, dan kesamaan fungsi.

b. Teknologi yang digunakan.
Perbedaan teknologi pembuatan suatu barang yang berbeda mengakibatkan cara-cara berproduksi yang berbeda pula. Sebagai contoh, industri mobil pada mulanya dibuat satu per satu dengan memperhatikan spesifikasi permintaan pelanggan, namun setelah ditemukan teknologi robot dengan proses ban berjalan, maka pembuatan produk tersebut dapat dibuat secara massal dM produk bersifat standard. Kadangkala teknologi yang digunakan menunjukkan satu-satunya cara dalam pembuatan produk tersebut, hal ini akan kita temukan dalam industri kimia.

c. Sifat pengolahan produk.
Pengolahan produk terdiri dari dua sifat yaitu merakit komponen menjadi suatu produk dan membentuk produk melalui proses reaksi kimiawi. Dalam proses perakitan (assembling), berbagai komponen yang ada (baik dibuat sendiri maupun diperoleh dari pihak lain) digabungkan menjadi suatu produk. Sedangkan dalam proses reaksi kimiawi beberapa bah an digabung, dicampur dan dibentuk menjadi suatu produk baik berupa komponen maupun produk akhir. Pembahasan di atas menunjukkan metode produksi yang digunakan dalam suatu perusahaan didasarkan dua alasan, yaitu:
a. Alasan ekonomis, mengingat besarnya permintaan pasar serta skala produksi yang dikehendaki, maka dipilih teknologi maju agar produk yang dihasilkan mampu meraih pasar yang dikehendaki.

b. Alasan teknologi, Teknologi yang digunakan merupakan satu-satunya cara untuk menghasilkan suatu produk. Hal ini akan ditemukan untuk industri kimia. Scbagian bcsar industri kimia hams diolah dengan mctode proses, mengingat industri semacam ini mcmbutuhkan proses produksi yang bersifat tertutup. Sebagai contoh: industry semen, industri gula, dan lain-lain.

Proses produksi menghendaki adanya spesialisasi pelaksanaan pekerjaan diantara karyawan yang terlibat. Hal ini dimaksudkan agar proses produksi menjadi lebih bcrdaya guna dan berhasil guna. Spesialisasi menyebabkan pembuatan suatu produk tidak mungkin diselesaikan oleh hanya satu orang saja, tetapi diselcsaikan oleh suatu team kerja dengan pembagian tugas sesuai dengan keahliannya masing-masing. Pembagian kerja pada suatu industri baik secara horisontal maupun vertical dikelompokkan menurut fungsi/tugas masing-masing. Pengelompokan secara vertical menunjukkan adanya dcpartementalisasi pelaksanaan operasi. Hal ini dimaksudkan agar pengendalian tugas dan pengawasan mutu produk yang dihasilkan dapat diselenggarakan dengan mudah. Kelompok utama dalam 3 departementalisasi ini dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Departemen Produksi, yakni departemen-departemen yang secara langsung ikut menangani pembuatan suatu produk. Departemen tersebut meliputi aktivitas pengolahan bahan, penggabungan produk dalam proses dan penyempumaan produk.
2. Departemen Pembantu, yakni departemen yang tidak langsung menangani pembuatan produk, tetapi output yang dihasilkan membantu departemen produksi dalam pengolahan produk.

Kelompok utama tersebut meninjau dari sudut peranan dalam penanganan produk. Pengelompokan selanjutnya didasarkan pada fungsi/bidang tug as masing-masing. Pengelompokan ini di samping sebagai alat pengawasan bcrperan pula sebagai pusat pertanggungjawaban baik kuantitas maupun kualitasnya. Pengukuran unjuk -kerja masingmasing bagian/departemen tersebut dinilai seberapakah variasi biaya yang terjadi. Jadi pelaporan biaya yang terjadi pada masing-masing departemen mempunyai peranan sangat penting. Di samping itu, untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu pula disusun tarip overhead untuk tiap departemen secara cermat. Faktor yang dipertimbangkan dalam departemenisasi antara lain:
1. Kesamaan operasi, proses dan mesin dalam suatu departemen.
2. Lokasi operasi, pemrosesan dan mesin-mesin.
3. Pertanggungjawaban produksi dan biaya.
4. Hubungan operasi terhadap arus produk.
5. Jumlah departemen dan pusat-pusat biaya.

Spesialisasi pekerjaan menyebabkan proses pengolahan barang dilakukan melalui beberapa departemen. Spesialisasi dilakukan agar pengolahan produk menjadi lebih efisien atau teknologi pengolahan produk memang menghendaki beberapa tahapan proses secara berurutan. Apabila diamati pentahapan proses produksi dapat dibagi menjadi tiga macam sekuen proses produksi, yaitu:
1. Teknik pengolahan aliran produk bertahap.
2. Teknik pengolahan aliran paralel.
3. Teknik pengolahan aliran produk selektip.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar