Kalimantan Timur merupakan provinsi yang terdíri dari wilayah daratan dan wilayah kepulauan yang ada di sekitar Laut Sulawesi. Provinsi ini terluas dibandingkan dengan tiga provinsi Kalimantan lain, yaitu untuk wilayah daratan (mainland) 211.440 Km2 atau 37,5 persen dari luas Pulau Kalimantan bagian Indonesia.
Khusus untuk daerah perbatasan daratan Kalimantan Timur menunjukkan bentuk yang mernanjang dari utara ke selatan yang berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak dan Sabah, sepanjang lebih kurang 1.032 Km. Luas wilayah perbatasan ini lebih kurang 47,486 Km2 (22,69 % dari luas Kalimantan Timur). Dalam Sistem informasi geografìs, daerah ini terletak di antara 4 20′ dan 1 20′ Lintang Utara, 113 35′ dan 119 Bujur Timur.
Pada umumnya perkembangan wilayah perbatasan di Kalimatan Timur masih sangat lamban dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Kalimantan Timur. Ini terlihat dari masih sangat minimnya sarana perhubungan diwilayah tersebut dan masih adanya beberapa kota kecamatan hanya bisa dilalui melalui udara. Misal kota Kecamatan Krayan, Pujungan, Kayan Hulu, Kayan Hilir, Long Pahangai dan Long Apari tidak dapat dicapai baik sungai maupun darat dari kota-kota pantai sebelah timur. Namun sarana dan prasarana perhubungan udara di kawasan ini pun sangat terbatas, sehingga hanya bisa dilandasi sejenis pesawat Helikopter dan Cessna. Lapangan udara yang dapat dilalui oleh pesawat udara relatif yang relatif lebih besar terbatas pada hubungan antar kota kabupaten atau daerah yang dianggap berpotensi secara ekonomi seperti Kota Balikpapan, Samarinda, Tarakan, Tanjung Selor, dan Nunukan.
Seperti umumnya wilayah Kalimantan, sungai mempunyai peran penting sebagai sarana transportasi. Sarana sungai ini pun masih terbatas pada angkutan kapal yang bermuatan kurang dari 2,5 ton. Ada lima sungai yang bisa menghubungi wilayah perbatasan dengan wilayah di luar kawasan tersebut, yaitu Sungai Mahakam menghubungi Samarinda dengan Long Pahangai, Sungai Kayan menghubungi Tanjung Selur dengan Long Nawang, Sungai Pujungan menghubungi Tanjung Selor dengan Long Pujungan, Sungai Sesayap menghubungi Tarakan dengan Mentarang, dan Sungai Sebuku menghubungi Kecamatan Nunukan pulau dengan Wilayah Kecamatan Nunukan daratan yang ada di kawasan Sebuku. Namun kondisi dari itu misalnya Sungai Kayan terdapat beberapa bagian yang tidak dilalui, Sungai Sebuku ada waktu-waktu tertentu yang sangat berbahaya dengan jeram-jeramnya.
Sarana untuk sekolah kejuruan, khususnya SLTP masih minim dan hanya ada di Kotamadya Balikpapan dan Untuk tiga kabupaten wilayah perbatasan hanya ada pendidikan kejuruan setingkat SLTA. Dilihat dari perbandingan jurnlah murid dan sarana pendidìkan setingkat SLTA yang tersedia di tiga kabupaten tersebut, tampatnya pendidikan kejuruan cukup diminati. Contoh di Kabupaten Bulungan hanya ada satu sekolah kejuruan namun jumlah murid ada 428 orang, sedangkan tingkat SLTA untuk 10 sekolah menampung 2.262 murid atau 1 sekolah ratarata ada 226 murid.
Selain sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan pun dianggap sebagai Salah satu indikator kesejahteraan rakyat. Untuk meningkatkau derajat kesehatan masyarakat, pemerintah Kalimantan Timur telah melakukan berbagai upaya peningkatan jaringan pelayanan kesehatan Seperti rumah sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), Polindes dan kegìatan masyarakat Posyandu. Menurut data dinas kesehatan tahun 1995 jumlah rumah sakit di Provinsi Kalimantan Timur ada 23 buah yang tersebar di enam daerah tingkat II. Rumah sakit tidak hanya milik pemerintah yang biasanya ada di Kota kabupaten, namun juga rumah sakit milik ABRI, BUMN, dan perusahaan-perusahaan yang tersebar di Kalimantan Timur di mana perusahaan terpusat. Kabupaten Kutai ada rumah sakit milík perusahaan Pertamina untuk mengukur tingkat rakyat. Misalnya di Kabupaten Kutai ada rumah sakit milík perusahaan Pertamina.
Menurut analisis saya :
Penanganan perbatasan selama ini memang belum dapat dilakukan secara optimal dan kurang terpadu, serta seringkali terjadi tarik-menarik kepentingan antara berbagai pihak baik secara horizontal, maupun vertikal.
Minimnya infrastruktur di kawasan perbatasan telah menunjukkan bahwa pemerintah tidak memiliki sebuah sistem manajemen perbatasan yang baik. Perbandingan kondisi antara daerah daerah yang berada di tengah dengan yang berada di pinggir sangat jelas terlihat. Hal ini memperlihatkan tingkat kesenjangan yang tinggi antara daerah tengah dan daerah pinggir. Padahal daerah pinggir khususnya daerah perbatasan sangat perlu untuk mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah kita , bukan hanya memperhatikan dan membangun infrastruktur di ibukota provinsi maupun ibu kota Indonesia itu sendiri. Oleh karena itu infrastruktur yang ada pada daerah perbatasan tersebut haruslah memadai demi ketahanan negara dan demi lenyapnya kesenjangan sosial yang terlalu tinggi.
source :
http://sipildankewarganegaraan.wordpress.com/2013/02/11/pembangunan-infrastruktur-di-daerah-perbatasan-kalimantan-malaysia/
http://www.bpkp2dtkaltim.com/
Jumat, 31 Mei 2013
Minggu, 05 Mei 2013
Pertumbuhan ekonomi kuartal I-2013
Perekonomian Indonesia pada triwulan I-2013 tumbuh 6,02 persen dibanding periode sama tahun lalu, atau meningkat 1,41 persen dibandingkan triwulan IV-2012.
Kepala BPS, Suryamin, di Jakarta, Senin 6 Mei 2013, menjelaskan, pertumbuhan ekonomi terutama didukung oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan yang meningkat sebesar 23,06 persen.
"Karena mulainya musim panen tanaman padi pada triwulan I-2013," kata Suryamin di Gedung BPS.
Sementara, produk domestik bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2013 sebesar Rp2.146,4 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan mencapai Rp671,3 triliun.
Sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto terbesar adalah industri pengolahan sebesar Rp506,3 triliun, kemudian sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan Rp322,8 triliun serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran Rp302,9 triliun.
PDB triwulan I-2013 dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya mencerminkan pertumbuhan PDB selama satu tahun pada triwulan I (year-on-year)meningkat sebesar 6,02 persen. Pertumbuhan terjadi hampir pada semua sektor kecuali pertambangan dan penggalian yang turun sebesar 0,43 persen.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,98 persen, diikuti sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan 8,35 persen.
Lalu, sektor konstruksi tumbuh 7,19 persen, listrik, gas, dan air bersih 6,54 persen, perdagangan, hotel, dan restoran 6,52 persen, jasa-jasa 6,48 persen, dan sektor industri pengolahan 5,84 persen.
© VIVA.co.id
Kepala BPS, Suryamin, di Jakarta, Senin 6 Mei 2013, menjelaskan, pertumbuhan ekonomi terutama didukung oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan yang meningkat sebesar 23,06 persen.
"Karena mulainya musim panen tanaman padi pada triwulan I-2013," kata Suryamin di Gedung BPS.
Sementara, produk domestik bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2013 sebesar Rp2.146,4 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan mencapai Rp671,3 triliun.
Sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto terbesar adalah industri pengolahan sebesar Rp506,3 triliun, kemudian sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan Rp322,8 triliun serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran Rp302,9 triliun.
PDB triwulan I-2013 dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya mencerminkan pertumbuhan PDB selama satu tahun pada triwulan I (year-on-year)meningkat sebesar 6,02 persen. Pertumbuhan terjadi hampir pada semua sektor kecuali pertambangan dan penggalian yang turun sebesar 0,43 persen.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,98 persen, diikuti sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan 8,35 persen.
Lalu, sektor konstruksi tumbuh 7,19 persen, listrik, gas, dan air bersih 6,54 persen, perdagangan, hotel, dan restoran 6,52 persen, jasa-jasa 6,48 persen, dan sektor industri pengolahan 5,84 persen.
© VIVA.co.id
Langganan:
Postingan (Atom)